Kamis, 16 Juni 2011

GERHANA BULAN TOTAL. Momen Taubat.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (QS Fushshilat 37)

Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua macam tanda dari sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah ‘azza wa jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bukan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Maka dari itu jika kamu melihatnya, segeralah mengerjakan shalat.. (HR Bukhari dan Muslim)

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Hari ini Kamis 16 Juni 2011, dinihari dengan kuasa dan kebasaran Allah Subhanahu wa ta’ala terjadi Gerhana Bulan Total.

Bulan merupakan tetangga terdekat Bumi dalam tata surya. Permukaannya bertabur batu dan terdiri dari hamparan titik-titik kawah yang tak terhitung jumlahnya. Terkadang selama dalam jalur orbitnya, bulan dan bumi menjadi satu garis atau sejajar. Ketika hal ini terjadi maka inilah yang disebut dengan Gerhana.Gerhana bulan adalah fenomena alam saat bulan purnama tertutup oleh bayangan gelap bumi. Bayangan bumi tersebut dinamakan umbra.

Gerhana bulan (lunar eclipse) terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan serta berada dalam satu garis. Hal ini menyebabkan hanya sebagian kecil sinar matahari yang mencapai bulan. Selama gerhana bulan kita dapat melihat bayangan bumi pada bulan dengan menggunakan teleskop.


Gerhana bulan atau matahari merupakan gejala alam biasa. Gejala ini dalam ilmu astronomi/ilmu falak dapat diramalkan kejadiannya satu atau dua tahun sebelumnya. Bahkan sampai dengan hari, tanggal, jam, menit maupun detik, secara tepat.

Gerhana Bulan Total, Kamis 16 Juni 2011.
Untuk wilayah Indonesia, gerhana bulan Total terjadi pada 16 Juni 2011 dan bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia. Prosesnya (menurut Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah) adalah sebagai berikut :
Mulai gerhana pukul 01:22 wib
Mulai total pukul 02:22 wib
Tengah Gerhana pukul 03:13 wib
Akhir total pukul 04:03 wib
Akhir gerhana pukul 05:03 wib

Shalat Gerhana (Khusuf)

Islam menuntunkan pada umatnya agar sewaktu menjumpai gerhana hendaklah melakukan shalat sunnah dua rakaat semata-mata karena Allah, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat (41) Fushilat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Rasulullah juga menuntun kita untuk melaksanakan sholat gerhana. Hadits Nabi (HR Bakhari dan Muslaim dari Mughirah bin Su’bah ra:

Telah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah saw, yaitu pada hari kematian Ibrahim. Orang-orang berkata bahwa gerhana matahari tersebut karena kematian Ibrahim. Maka Rasulullah bersabda, “bahwasannya matahari dan bulan adalah dua anda dari tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Keduanya tidak akan gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya. Maka apabila kamu melihat keduanya (gerhana), maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga ia lepas (dari gerhana).

Shalat Gerhana (bulan atau matahari) bisa munfarid atau sendirian, tapi yang utama adalah berjamaah.
Sekalipun siang (gerhana matahari), dilakukan dengan menyaringkan bacaan fatihan maupun surat.
Terdiri dari dua rakaat, setiap rakaat terdiri dari dua ruku’. Caranya: setelah selesai baca al-Fatihah dan surat (al Quran) kemudian ruku’ seperti shalat fardlu. Kemudian bangkit dari ruku’ dengan membaca tasmi’, dilanjutkan dengan membaca fatiahah dan surat, kemudian ruku kembali, kemudian i’tidal seraya membaca tasmi’. Itu satu rakaat. Pada rakaat kedua sama caranya. Jadi shalat gerhana: 4 ruku dan 4 sujud.
Diperpanjang bacaan al-Qurannya dan rukiu’nya.
Setelah selesai diteruskan dengan khutbah satu kali saja.

Mitos Gerhana di berbagai Negara

Di negara Cina sekitar 20 abad yang lalu masyarakatnya mempunyai keyakinan bahwa gerhana terjadi karena adanya seekor naga yang tidak terlihat oleh mata memakan matahari. Kemudian mereka membuat suatu keributan yang sangat besar dengan drum dan mengarahkan serta menembakkan panah-panah ke langit. Dengan itu sang naga akan ketakutan dan sinar matahari akan terlihat kembali. Pada suatu saat ada dua orang ahli perbintangan Cina yang bernama His dan Ho. Mereka tidak dapat memperkirakan datangnya gerhana. Kaisar yang berkuasa saat itu sangat marah karena ia tidak mempersiapkan apa-apa untuk mengusir sang naga. Meskipun akhirnya hari kembali terang, Kaisar tetap memrintahkan agar kedua astronom itu dibunuh karena dianggap telah gagal.

Di Asia Tengah, gerhana yang terjadi tanggal 28 mei 585 M mengakhiri perang dua negara timur tengah. Selama pertempuran, hari-hari menjadi gelap seperti malam. Gerhana menyebabkan kedua negara tersebut menyatakan perdamaian serta menghentikan pertempuran.

Di Jepang, masyarakat setempat mempercayai bahwa racun telah jatuh dari langit selama terjadi gerhana. Untuk mencegah racun itu jatuh ke dalam air mereka, mereka menutupi seluruh sumur dan mata air selama terjadinya gerhana.

Di India, masyarakatnya mempercayai bahwa Naga bertanggung jawab atas terjadinya gerhana. Selama gerhana, masyarakat di sana membenamkan diri mereka ke dalam air sampai leher mereka, dengan cara ibadah mereka tersebut, mereka mengharapkan matahari dan bulan dapat mempertahankan dirinya dari Naga.

Bila tidak punya iman, kita bias menghubungkan gerhana tersebut dengan ramalan-ramalan atau tradisi yang mendekati syirik. Oleh karena itu kita bisa terpenjara oleh tradisi. Untuk lolos sulit, perlu iradah yang kuat.
QS al-Baqarah 170
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزَلَ اللّهُ قَالُواْ بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ شَيْئاً وَلاَ يَهْتَدُونَ

Momentum untuk bertaubat

Musibah di negeri ini tidak ada kapoknya. selalu saja terjadi silih berganti, dari musibah alam sampai dengan musibah moral dan akhlak bangsa. Kejujuran yang semakin langka dan kebohongan yang semakin menjadi sikap hati. Terjadinya proses sunnatullah Gerhana Bulan total ini hendaknya kita jadikan momentum untuk bertaubat. Maka segeralah kita kembali kepada Allah, bertaubat dan mohon ampun seperti yang dilakukan Adam dan hawa.(QS al-A’raf 23):

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Begitulah keadaan seorang mukmin. Bila mendapat kebaikan, maka dia mengembalikan keutamaan kepada Allah. “alhamdulillahilladzi hadzaa na lihaadza …” Bila mendapat keburukan, justru dia mencela dirinya sendiri, tidak mencela dan menyalahkan orang lain.

Ada yang beranggapan bahwa dampak negatif kedurhakaan dan akibatnya ditangguhkan hingga hari akhirat dan hari saat hisab. Padahal tidak. Ada hisab di akhirat dan ada hisab di dunia. Jika hukuman tidak diberlakukan, maka hukuman dari langit pasti akan turun kepada manusia. Hukuman dari langit, hukuman yang pasti dari Allah dan hukuman alam akan turun kepada semuamanusia.

وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
QS al-Anfal 25

Kedurhakaan merupakan kemalangan bagi individu, masuarakat, semua manusia dan binatang serta makhluk hidup. Oleh karena itu manusia harus kembali kepada Allah, seraya mengatakan:

(QS Ali Imran 147) ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

(QS at-Thalaq [65] 2) وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

(QS at-Thalaq [65] 4) وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا


Setiap orang harus bertanya kepada dirinya, mengapa aku ditimpa musibah seperti ini?

wa Allah a'lam bish-showab