Sabtu, 13 Maret 2010

an nadhaafatu minal iman

Banyak Anekdot dari Pak AR, Allahyarham, mantan Ketua PP Muhammadiyah tahun 1968 sampai dengan 1990. Gaya dakwahnya yang ringan, sejuk dan kocak membuat jamaah betah duduk berjam-jam mendengarkan taujihnya. Salah satu anekdotnya, begini.

Kira-kira tahun 1964, Pak AR ditugaskan menjadi pembimbing haji. Ketika itu masih menggunakan kapal laut. Karena perjalanan akan memakan waktu lama maka setiap hari Pak AR mengadakan sholat berjamaah dan diteruskan dengan kultum (ceramah singkat) yang berisi bimbingan agama, khususnya bimbingan haji kepada para calhaj.

Setelah lebih kurang berjalan tiga hari, OB awak kapal mengadu kepada Pak AR: “Pak, tolong kasih tahu kepada para jamaah, kalau membuang kotoran jangan di washtafel. Saya kerepotan, setiap hari harus membersihkan sak ambrug kotoran.” “Baik, nanti saya beri tahu” jawab Pak AR.

Malam harinya, setelah jamaah sholat maghrib Pak AR memberikan kultumnya dengan topik an nadhafatu minal iman, kebersihan adalah bagian dari iman. Selesai kultum, Pa AR memberikan kesempatan kepada jamaah untuk bertanya atau mengajukan usul. Gaya pengajian singkat enteng-entengan namun mengena dihati itu rupanya mengundang banyak pertanyaan dan juga usul-usul. Satu usul diantaranya, begini. “Pak AR mbok ya tempat buang hajatnya (=baca toilet) itu jangan tinggi-tinggi. Saya jadi susah kalau mau buang hajat.” Pak AR tersenyum, yang dicari ketemu, ini rupanya orang yang suka buang hajat di washtafel. Malam itu juga Pak AR menemui orang itu empat mata dan memberi tahu, kalau washtafel itu bukan untuk buang hajat, tapi untuk cuci tangan atau cuci muka. Kalau untuk buang hajat ada tempatnya tersendiri.

Paginya, si-OB kapal itu menemui Pak AR, sambil tersenyum dia berkata, “Terima kasih Pak AR”. “Terima kasih kembali” jawab Pak AR sembari tersenyum pula.

Courtesy: Pak Sukriyanto AR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar konstruktif dan bertanggung jawab