Rabu, 25 Juli 2012

Kembali Mulia Kembali Taqwa


Bila kita cermati isi al-Quran, Allah memerintahkan ibadah shaum  dengan lafadz kutiba (QS. 2:183), tidak seperti perintah ibadah-ibadah yang lain. Sholat dan zakat diperintahkan dengan lafadz aqimush-sholata wa aatuzzakata. Haji, dengan lafadz wa lillahi ‘alannasi hijjulbayti manistatho’a ilaihi sabila.

Namun penggunaan lafadz kutiba tidak saja diperuntukkan untuk shaum melainkan juga perintah wasiat (QS. 2:180), perintah qishos (QS. 2:178), dan perintah qital/perang (QS. 2:216). Ketiga perintah tersebut berkaitan dengan kematian. Mengapa perintah shaum dikaitkan/disejajarkan dengan kematian? Kemana arah perintah shiyam ini?

Perintah shaum, bukanlah terkait dengan kematian fisik melainkan kematian atau kebekuan hati yang kita dihadapi. Untuk mencerahkan kembali hati sanubari inilah maka kita diperintahkan shaum Ramadhan agar terbangun dan tercapai kembali kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada kita.
Melalui Al-Quran Surah al-Isra’ Ayat 70 Allah subhanhu wata’ala  menyatakan:

                     وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami berikan mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Hanya seringkali kita alpa bukannya mempertahankan kemuliaan  melainkan mengotori atau meracuni diri kita sendiri dengan berbagai perbuatan ma’asyi, sehingga jatuhlah martabat kita lebih rendah dari binatang. 
Kemuliaan ini hanya bisa dipertahankan dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

                                   ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللّه وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ  

Manusia akan hina jatuh martabatnya dimanapun mereka berada, apapun pangkat jabatan dan kedudukannya, sekaya apapun, sepintar apapun,  kecuali kalau mereka mampu  memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia. (Lihat QS. 3: 112). Selanjutnya Allah menyatakan bahwa sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling bertaqwa. (Lihat QS. 49:13).

al-Hadits
Tidak ada seorangpun yang luput dari dosa dan kesalahan kecuali yang memang dijaga dan dipelihara Allah (maksum) seperti Rasulullah. Setiap kita yang telah melakukan dosa oleh Allah akan diberikan titik hitam dalam hatinya. Semakin banyak dosa semakin tertutup hati kita oleh noda hitam. Inilah yang hendak kita raih di dalam bulan Ramadhan: hati kembali bersih, kembali pada kemuliaan yang telah dikukuhkan Allah subhanahu wata’ala dan kembali taqwallah yang prima.

Ayuk, kita hindari bermacam dosa, dosa yang terampuni maupun dan apalagi dosa yang tidak terampuni, seperti menyekutukan ALLAH. Bukan sekedar menyekutukan Allah dengan berhala namun menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan. Na’udzubillahi min dzalika.

Memang berat ujian dalam bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan setannya labih hebat.Hebat tipuannya. Setan bukan menggoda orang untuk tidak shaum namun merusak nilai-nilai shaum. Namun bila shaum ini kita landasi dengan iman dan ihtishab, insya Allah kita bisa mengatasainya. Man shaama romadhaana iymanan wahtisaaban ghufirolahu maataqoddama mindzanbih. Siapa saja yang shaum dengan iman dan ihtishab maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.  Imanan maksudnya sesuai dengan aturan atau syariah dan wahtisaaban adalah penuh dengan kehati-hatian.

Selamat menjalankan shaum Ramadhan 1433



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar konstruktif dan bertanggung jawab